...:: Senin, 18 Agusutus 2014 Jam 19.00 WIB Wayang Kulit Ki Anom Suroto Lakon "Durna Gugur" Bagian 1, Selamat Menikmati ::...

Minggu, 25 April 2010

Sesaji rajasuya


Bila penderitaan dijalani dengan mengedepankan kesabaran dan kerja keras, kesuksesan tinggal menunggu waktu akan diperoleh.

Pandawa yang telah ditinggal oleh ayahnya, Pandu, kala masih kecil kemudian hanya diasuh oleh ibunda Kunti, telah mengalami banyak sekali godaan dan cobaan.

Masih terbayang bagaimana Bima, yang diakui oleh Kurawa sebagai tokoh terkuat Pandawa, pernah diracun hingga nyaris menemui ajal akibat ulah licik Duryudana dan adik-adiknya serta Sengkuni yang selalu berperan sebagai provokator dan dalang segala ulah durjana kurawa.

Pandawa tetap sabar.

Masih teringat tipu daya Kurawa yang seolah ingin memuliakan saudaranya Pandawa dengan menjamu di “istana kardus” pada peristiwa Bale sigala gala. Namun kemudian Pandawa sengaja di bakar untuk memusnahkan dari bumi ini.

Namun Pandawa tetap selamat dan kembali hanya mampu mengurut dada atas ulah Saudara-saudara tuanya itu.

Masih tertancap diingatan Bima, bagaimana setelah selamat dari kebakaran istana itu, Dia dan saudara-saudaranya serta ibunya tercinta, terlunta-lunta dari hutan ke hutan, dari satu negri ke negri lain untuk menghindari Kurawa. Hingga akhirnya sampai ke negri Ekacakra yang kemudian Bima harus melawan dan membunuh raja raksasa, Prabu baka, untuk menolong rakyat Ekacakra yang tertindas.

Bima dan saudara-saudaranya masih bisa tersenyum dalam penderitaan.

Masih diingat oleh Arjuna saat menyamar sebagai brahmana, dia mengikuti sayembara Raja negri Pancala, Prabu Drupada, memperebutkan putri nan rupawan Dewi Drupadi. Dan akhirnya sang Dewi menjadi istri terkasih kakak sulungnya Puntadewa.

Arjuna dan saudara-saudaranya masih bisa mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa.

Masih terngiang panggilan pakdhenya Destrarastra untuk kembali ke Astina dan diberi hutan Wanamarta yang angker dan masih belantara untuk dibangun menjadi ibu negri Amarta atau Indraprasta.

Kini istana itu megah berdiri. Istana yang dibangun dari cucuran keringat, buah kesabaran dalam derita dan sengsara dan doa-doa rakyat yang mencintai mereka.

Pandawa hanya bisa bersyukur atas limpahan berkah yang diterima.

Dan kini ada desakan dari para raja agar Puntadewa sebagai Raja Amarta untuk mengadakan sesaji rajasuya untuk mengucapkan syukur dengan mengundang 100 raja-raja dari berbagai negri.

Namun berdasarkan saran dari Prabu Kresna, masih ada ganjalan atas terselenggaranya sesaji itu yaitu Prabu Jarasanda dari Kerajaan Giribaya yang begitu rakus melahap negri-negri tetangganya untuk dikangkangi. Negri Giribaya adalah negri imperialis. Dan harus segera dibasmi.

Sumber :http://wayangprabu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar