...:: Senin, 18 Agusutus 2014 Jam 19.00 WIB Wayang Kulit Ki Anom Suroto Lakon "Durna Gugur" Bagian 1, Selamat Menikmati ::...

Kamis, 29 Juli 2010

Maling Kopo Maling Kentiri

Ketoprak Wahyu Budoyo Babad Pati : Maling Kopo Maling Kentiri

Dalam legenda Maling Kopo, dikisahkan bahwa Sunan Muria menghadiri pesta tasyakuran (syukuran) di Juwana yang diadakan Ki Ageng Ngerang, kakek Juru Martani yang kelak akan menjadi pendukung penting Sutawijaya dalam mendirikan Kerajaan Mataram.

Konon pesta yang dihadiri murid-muridnya itu untuk mensyukuri tercapainya usia 20 dari putri Ki Ageng, yakni Dewi Roroyono. Adalah putri tersebut yang menghidangkan makanan dan minuman, dan apa boleh buat membuat salah seorang muridnya, Adipati Pethak Warak, terpesona begitu rupa sehingga berniat menculiknya.
Sebetulnya bukan hanya daya tarik Roroyono, melainkan perilaku Roroyono yang telah mempermalukan sang adipati memicu kehendaknya – dalam pesta itu Pethak Warak yang sudah beristri merayu dengan kasar dan menarik-narik tangan Roroyono, sehingga gadis muda itu tersinggung dan menyipratkan minuman ke baju Pethak Warak.

Jumat, 09 Juli 2010

Babat Wanamarta

Wayang bukan hanya sekedar tontonan namun juga berfungsi sebagai tuntunan. Dengan menikmatinya kita dapat mencari hiburan sekaligus dapat mengambil suatu “nilai tambah” dari lakon yang dipagelarkan.

“Babat Wanamarta” ini adalah kisah tentang perjalanan sebuah negara baru. Diceritakan bagaimana Amarta dibangun dengan cara mem-babat hutan wanamarta. Betapa Pandawa yang telah selamat dari kelicikan Kurawa dan kemudian terlunta-lunta menyusuri hutan demi hutan, berkelana dari kampung ke kampung dengan tujuan untuk menghindari saudara tuanya Kurawa, akhirnya berlabuh di negri Wiratha.


Singkat cerita kemudian Pandhawa diberi hutan Wanawarta yang masih berwujud alas gung liwang liwung. Tidak hanya merupakan hutan lebat, Wanamarta adalah hutan yang terkenal keangkerannya. Tidak ada yang berani untuk memasukinya karena hutan itu menjadi “rumah” bagi para jin dan raksasa yang ganas.

Namun dengan keyakinan diri yang kuat serta semangat untuk membangun negara baru yang adalah masa depan mereka, akhirnya Pandawa mengawali membabat alas itu. Gangguan beraneka macam selalu muncul, cobaan dan derita tiada mengenal waktu. Dengan tabah Pandawa melalui semua itu sehingga kemudian lahirlah sebuah kerajaan baru yang mereka beri nama Amarta atau Indraprasta.