Untuk kepentingan “mbangun kayangan” , Ki Lurah Semar bermaksud meminjam Jamus Kalimasada kepada Prabu Puntadewa. Oleh karena itu, dia mengutus Petruk untuk menghadap Sang Prabu guna menindak lanjuti rencana tersebut. Pada saat yang sama Pendita Durna dan Patih Sakuni menyampaikan pesan sebagai utusan Prabu Duryudana, untuk _juga- meminjam Jamus Kalimasada sebagai sarana memulihkan “dahuru” yang menimpa Kerajaan Astinapura.
Tentu saja, Prabu Puntadewa menjadi “ewuh aya ing pambudi” kepada siapa Jamus Kalimasada akan dipinjamkan. Prabu Kresna yang berada di pasewakan karena diundang Prabu puntadewa, mengambil langkah bijak agar masing-masing menunggu di alun-alun, sementara keputusan akan dimusyawarahkan terlebih dahulu. Kresna pergi ke Kahyangan Jonggring Saloka guna menghadap Betara Guru agar diberikan petunjuk menyelesaikan permasalahan ini dengan cara yang tepat. Sambil menunggu kedatangan Sri Kresna, Prabu Puntadewa menemui para utusan dan memberikan syarat bagi siapapun yang bermaksud meminjam Jamus Kalimasada, yaitu berupa “Kembang Turangga Jati”. Siapapun, baik Semar maupun Duryudana bisa membawa Jamus Kalimasada asalkan berhasil memetik “Kembang Turangga Jati”.
sumber : http://apdnsemarang.wordpress.com
Silahkan menikmati audio mp3nya disini.
Semar Mbangun Kahyangan Ki Sigit1.MP3
Semar Mbangun Kahyangan Ki Sigit2.MP3
Semar Mbangun Kahyangan Ki Sigit3.MP3
Semar Mbangun Kahyangan Ki Sigit4.MP3
Semar Mbangun Kahyangan Ki Sigit5.MP3
Semar Mbangun Kahyangan Ki Sigit6.MP3
Semar Mbangun Kahyangan Ki Sigit7.MP3
Semar Mbangun Kahyangan Ki Sigit8.MP3
Minggu, 15 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar